nasgormafia.com, Louisville - Setelah gantung sarung tinju pada 1981, Muhammad Ali memusatkan perhatiannya pada upaya menegakkan perdamaian. Saat Perang Teluk I meletus pada 1990, dia terbang ke Irak guna membujuk Presiden Saddam Hussein membebaskan tawanan Amerika Serikat.
Situs Ali mencatat dia telah membagikan 232 juta paket makanan di berbagai lokasi kelaparan dunia. Mulai dari tunawisma di New York, Afrika, sampai Kuba yang diembargo oleh Amerika Serikat. "Kalau ada orang yang mau memberikan uang terakhirnya di dompet, dia adalah Muhammad," kata Howard Bingham, karib sekaligus penulis biografi Ali, kepada Tempo, dua pekan lalu.
Baca Juga:
Kiprah teranyarnya adalah pada Maret lalu saat menghimpun pimpinan komunitas Muslim Amerika dan menyurati pemimpin sprititual Iran, Ayatullah Ali Khameini, supaya membebaskan dua warga Amerika Serikat yang mereka tahan sejak 2009. Iran menuding Shane Bauer dan Josh Fattal, yang ditangkap saat mendaki gunung, sebagai mata-mata. "Tolong tunjukkan pada dunia welas asih yang ada di hatimu," katanya dalam surat itu. Lima bulan kemudian, keduanya dibebaskan.
Sepak terjangnya itu mendulang seabrek penghargaan. Di antaranya sebagai Duta Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dia terima dari Kofi Annan pada 1998; Medal of Freedom, penghargaan sipil tertinggi Amerika Serikat dari Presiden George W. Bush pada 2005. Dia juga masuk nominasi peraih Nobel Perdamaian 2007. Deretan penghargaan itu tersimpan di Ali Center, gedung seluas 7300 meter persegi, yang menjulang megah setinggi enam lantai di jantung Louisville, Kentucky, kota kelahirannya.
Berdiri sejak 2005, tempat ini adalah impian Ali. Selain sebagai tempat menyimpan benda-benda kenangan selama karier tinjunya, gedung itu juga memampangkan 5000 gambar karya anak dari 141 negara yang berisi harapan dan mimpi mereka. Ali Center juga berperan sebagai pusat promosi agama. Jangan salah sangka tempat ini mempromosikan Islam, agama yang dianut pemiliknya. "Semua agama kami promosikan di sini," ujar Jeani Kahnke, Wakil Presiden Komunikasi dan Marketing Ali Center. Pengunjung bisa mencomot berbagai buklet tentang segala agama secara gratis di sana.
Ada juga program Taman Perdamaian yang memberikan bantuan sampai Rp 900 juta selama empat tahun bagi sekolah di negara terbelakang di seluruh dunia untuk membangun kebun. Panduan berkebun disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi di masing-masing negara.
University of Louisville membuka kelas beasiswa Ali Scholars Program. Di sini, selama dua tahun, mahasiswa mendapat pelatihan untuk pencegahan kekerasan dan keadilan sosial di perkotaan.
REZA MAULANA I VITORIA SIDJABAT (LOUISVILLE)