nasgormafia.com, Louisville - Pelatih tinju legendaris, Angelo Dundee, kesal atas ulah dua petinju terbaik dunia, Manny Pacquiao dan Floyd Mayweather Junior, yang terus tarik ulur negosiasi dan urung naik ring. "Ini tolol," ujar Dundee, 90 tahun, Senin 16 Januari 2012.
Dia adalah orang dibalik kesuksesan Muhammad Ali, dan 15 juara dunia lain, termasuk Sugar Ray Leonard dan George Foreman. Dari atas kursi roda, Dundee melontarkan kedongkolannya sambil menggelengkan kepala.
Pacquiao dan Mayweather, dia melanjutkan, saling melempar tudingan dan membicarakan bayaran, tapi tidak pernah menandatangani pertandingan. "Padahal fans sudah menginginkan sejak lama," ujarnya.
Mayweather, 34 tahun, juara kelas welter Dewan Tinju Dunia WBC, meminta Pacquiao melakukan tes urin. Pacquiao, 32 tahun, juara versi Organisasi Tinju Dunia, WBO, menolak permintaan itu karena merasa dilecehkan. Mayweather menuding lawan baru berani menantang setelah dia melewati masa emas, di atas 30 tahun. Pekan lalu, dia kembali melempar tantangan lewat Twitter.
Dundee mengatakan hal seperti ini tidak terjadi di jaman Ali, mulai 1960 sampai 1981. "Ini bedanya Muhammad dengan petinju sekarang," katanya. Dia mengatakan Ali tidak pernah menghindari tantangan, meskipun datang sebagai penantang yang tidak diunggulkan.
Misalnya saat Ali, waktu itu 32 tahun, menghadapi George Foreman di Zaire, 1974. Big George merupakan juara dunia berumur 25 tahun dan tidak pernah terkalahkan. "Muhammad tidak pernah dengarkan apa kata orang," ujar Dundee. Hasilnya, Foreman roboh di ronde delapan dan Ali jadi juara dunia.
Menurut Dundee, kubu Pacquiao dan Mayweather perlu segera mewujudkan pertandingan impian yang ditaksir bisa meraup 100 juta dolar Amerika Serikat tersebut. Sebab, publik tinju bisa berubah pikiran. "Enam bulan ke depan, bisa muncul petinju lain yang membuat mereka melupakan Mayweather dan Pacquiao," katanya.
Kalau pun tidak ada idola baru yang muncul, Dundee melanjutkan, keduanya tetap harus naik ring. Jika tidak, "akan melukai dunia olah raga," katanya.
BOXING SCENE | REZA MAULANA