nasgormafia.com, Louisville - Selama tujuh hari, kota itu akan berpesta. Louisville, Kentucky, kota berpenduduk 750 ribu jiwa ini menyambut idola mereka, Muhammad Ali, yang berulang tahun ke-70 pada 17 Januari nanti. Perayaan dimulai Sabtu malam waktu setempat atau pagi ini waktu Indonesia di Ali Center, museum dan pusat budaya yang terletak di tengah kota.
Mantan petinju kelas berat sekaligus olahragawan terbaik abad XX versi Sports Illustrated dan BBC itu lahir dan besar di Louisville, dengan nama Cassius Clay Junior. Musibah membawanya ke ring tinju. Pada umur 12 tahun, sepedanya digondol maling. Sembari menangis, dia mengadu ke seorang polisi yang merangkap pelatih tinju, Joe Martin. Martin mengajak Ali berlatih supaya bisa memukuli si maling. Sejak itu, tinju menjadi bagian hidupnya. Sepeda yang baru diberikan orang tuanya pun dia lupakan.
Saat bermain dengan tetangganya di West End, Ali mengatakan mau jadi juara dunia tinju. Teman-temannya malah melecehkannya. "Man, mending kamu buang jauh-jauh pikiran itu," kata Lawrence Montgomery, 78 tahun, seperti dikutip AP, Jumat lalu.
Tapi Cassius muda terus berlatih setiap hari sampai larut malam. Ketimbang naik bus, dia joging pulang-pergi sekolah yang berjarak sekitar enam kilometer. Kerja kerasnya berbuah manis. Pada Olimpiade Roma 1960, dia menyabet medali emas.
Seperti tertulis di biografi I am King, dia lalu beralih ke profesional, mengarungi 19 pertandingan tanpa kalah, dan menantang juara dunia, Sonny Liston, pada Februari 1964. Meski tidak diunggulkan, Ali menang technical knock-out atas Liston dan menjadi juara dunia pada umur 22 tahun 39 hari.
Seusai pertandingan, Cassius mengabarkan dia menjadi anggota Nation of Islam, gerakan pembela hak warga kulit hitam dan pengajaran Islam di Amerika Serikat. Lalu dia mengganti nama menjadi Muhammad Ali atas pemberian pemimpin gerakan, Elijah Muhammad.
Ali sembilan kali mempertahankan sabuk juara dunianya, tujuh di antaranya menang KO. Dunia mengaguminya karena pertandingannya selalu asyik ditonton. Gaya bertarungnya di luar pakem. Posisi pertahanan tangannya rendah dan mengandalkan kelincahan badan untuk menghindari serangan. Kecepatan dan akurasi tinjunya di atas rata-rata.
Namun olah kaki-lah yang jadi kekuatan utama Ali. Sepanjang pertandingan, dia terus bergerak memutari ring dan membuat lawan memukul angin. "Terbang seperti kupu-kupu dan menyengat bagai lebah," ujarnya.
Jurus andalannya ada dua: Ali's Shuffle dan Rope-a-Dope. Jurus pertama dia lancarkan dengan mengganti posisi kuda-kuda secara berulang-ulang secepat kilat sehingga dia terlihat seperti "mengambang" di ring.