TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia Boedi Darma masih melihat kurangnya bibit-bibit pelari yang bisa meneruskan sprinter-sprinter saat ini. "Saya melihat secara bakat masih sedikit yang memenuhi standar," katanya saat ditemui, Rabu 7 Desember 2011.
Pada Kejuaraan Nasional Hot Sprint Yunior-Remaja dan 1000M Remaja 2011, dari sektor putra, sprinter asal Nusa Tenggara Barat Safwaturrahman mendominasi perlombaan. Pada babak kualifikasi nomor lari 60 meter remaja putra, Safwaturrahman finis terbaik dengan catatan waktu 6,87 detik. Catatan ini mendekati rekor nasional remaja yang dipegang Franklin Ramses Burumi yaitu 6,85 detik.
Pelari asal Nusa Tenggara Barat itu melesat jauh dibandingkan pelari lainnya di-heat ketiga. Arif Rahmat Gunawan asal DKI Jakarta ikut lolos ke babak semifinal dengan catatan waktu 7,49 detik. Safwaturrahman -yang memang sudah berlatih di pelatnas PB PASI- masih menjadi yang terbaik dibandingkan yang lainnya. "Pembibitan di daerah untuk pelari sprint dan 1000 meter belum terlalu baik," kata Boedi.
Semua pelari yang lolos ke babak semifinal mencapai garis finis dengan kisaran catatan waktu 7 detik. Yang terdekat dengan Safwaturrahman adalah Noval Kurniawan asal Sulawesi Tengah yang membukukan catatan waktu 7 detik.
Dari nomor lari 60 meter yunior putra, catatan waktu terbaik yang diciptakan di babak semifinal bahkan tidak bisa melampaui catatan waktu Safwaturrahman. Riski Latip asal Kalimantan Timur yang mencatatkan waktu paling cepat hanya membukukan 6,98 detik. Rekor ini masih jauh di bawah rekor nasional yunior milik Franklin, 6,73 detik.
Baca Juga:
Kehadiran kompetisi khusus lari jarak cepat ini sebetulnya menjadi bagian dari upaya PASI untuk melakukan regenerasi atlet. Boedi mengatakan bahwa pihaknya sebetulnya mengharapkan agar setiap daerah bisa melakukan pembinaan yang tepat. "Karena kami berharap nantinya akan banyak atlet yang bisa bersaing di kejuaraan-kejuaraan yang kita buat," ujarnya.
EZTHER LASTANIA