TEMPO Interaktif, Jakarta - Christopher Rungkat masih haus gelar juara. Tiga medali emas yang didapatkannya pada SEA Games XXVI Jakarta-Palembang justru menjadi titik awal perjuangannya menuju persaingan yang lebih hebat.
"Target saya kini mencoba untuk bisa mengikuti kualifikasi turnamen Grand Slam," kata petenis putra yang kini berusia 21 tahun itu.
Christopher menunjukkan perkembangan gemilang saat bersiap-siap menghadapi pesta olahraga tingkat Asia Tenggara tahun ini. Tidak seperti dua SEA Games sebelumnya, Christoper mampu menunjukkan kelas permainan yang berbeda. Petenis yang akrab disapa Christo ini tampil dengan gigih menghadapi juara SEA Games tahun 2007 dan 2009, Cecil Mamiit, di nomor perorangan.
Christo mampu menunjukkan mental pertandingan yang kokoh. Petenis kelahiran 14 Januari 1990 itu mempersembahkan serangan-serangan mematikan yang belum pernah dipertontonkan sebelumnya. Christo mampu meladeni Mamiit dengan variasi serangan dalam pukulan reli-reli panjang.
Selain itu, kegigihan serupa juga ditunjukkannya saat bermain di nomor beregu, saat Indonesia kembali sukses meraih medali emas setelah berselang 10 tahun sejak terakhir tim beregu putra Indonesia meraihnya di SEA Games Kuala Lumpur 2001. Dia seperti menjadi pemain penentu dalam perolehan kemenangan 2-1 atas tim Filipina di babak final. Christo merebut poin dari partai tunggal dan partai ganda bersama dengan Elbert Sie.
Kemenangan di nomor beregu ini seperti menjadi pemacu semangat Christo di nomor-nomor perseorangan. Medali emas pun didapatkan di nomor tunggal putra dan ganda putra. Kesuksesan Christo di nomor tunggal putra menjadi catatan tersendiri mengingat terakhir kali Indonesia mendapatkan emas dari Suwandi di SEA Games tahun 1993. "Hasil ini menjadi pemacu bagi saya untuk melangkah ke level yang lebih tinggi lagi," ujarnya.
Christo pun mulai menghitung-hitung. Dengan posisinya sebagai petenis peringkat 420 saat ini masih ada banyak hal yang harus dikejar. "Sebenarnya awalnya saya sudah menargetkan bisa menembus peringkat 350 dunia akhir tahun ini, tapi ternyata meleset," katanya.
Christo pun membidik Amerika Serikat sebagai tempat pendulangan poin pada awal tahun 2012. "Saya sudah berencana ikut turnamen-turnamen di sana (AS), turnamen future, baru kemudian turnamen challenger," katanya.
Di sepanjang 2011 Christo memang lebih banyak mendapatkan kesempatan bertanding pada lebih dari 15 turnamen. Dengan kesempatan itu, peringkat Christo yang semula hanya berada di level 670-an dunia bisa melonjak ke level 400-an dunia. "Tetapi itu belum cukup untuk ke Grand Slam. Saya harus lebih banyak lagi mengikuti tur terutama untuk turnamen-turnamen challenger supaya poinnya bisa terus bertambah," katanya.
Dengan adanya strategi seperti itu Christo sangat berharap nantinya kesempatan mengikuti kualifikasi turnamen Grand Slam Prancis Terbuka di pertengahan 2012 sudah bisa diambil. Untuk menjalankan misi itu sendiri, Christo mengaku membutuhkan modal yang tidak sedikit. "Saya memang harus mendapatkan lebih banyak sponsor lagi, dan kini sedang saya usahakan terus," ujar dia.
Salah satu sponsor yang sudah berlabuh adalah produsen pakaian olahraga asal Cina, Li Ning. "Selain itu sudah ada beberapa manajemen atau sponsor yang juga sudah mendekat, tapi masih dalam proses," katanya.
EZTHER LASTANIA