TEMPO Interaktif, Karawang - Aroma kekecewan mewarnai kegagalan skuad perahu naga SEA Games XXVI Merah Putih pada final hari pertama nomor perlombaan perahu naga di Situ Cipule, Karawang, Jawa Barat, Sabtu, 19 November 2011.
Empat medali emas yang diperlombakan untuk nomor 1.000 meter putra dan putri 12 dan 22 kru yang semula diproyeksikan disapu bersih skuad Merah Putih semuanya direbut skuad perahu naga pesaing terberat Indonesia, yakni Myanmar. Skuad Merah Putih harus puas menyebet empat perak.
Skuad perahu naga Thailand berhasil merebut tiga medali perak pada nomor 12 dan 22 kru putri serta 12 kru putra. Medali perunggu nomor perahu naga 22 kru putra digaet skuad Filipina.
Achmad Sutjipto, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dayung Seluruh Indonersia (PB Podsi), yang sejak perlombaan pertama dimulai pukul 10 pagi sudah berada di podium kehormatan untuk menyaksikan langsung. Ia tidak bisa menyembunykan kekecewaan atas kegagalan anak asuhnya.
"Terus terang kami semua kecewa, tapi normal saja, kami ambil pelajaran dari kekalahan itu," kata Sutjipto, di pinggir Situ Cipule, Sabtu, 19 November 2011. "Tapi kekalahan para atlet kita merupakan kekalahan terhormat. Perbedaan waktunya sangat tipis."
Menurut Sutjipto, skuad perahu naga Myanmar menang dalam adu cepat pada 300 meter menjelang garis finis. "Daya tahan dan otot, endurance and power, serta stroke mereka lebih bagus," ujar Sutjipto.
Postur tubuh para pedayung perahu naga Myanmar juga lebih jangkung, sehingga jangkauan atau kayuhan busur dayungnya juga lebih panjang dan cepat. "Faktor itu juga sangat mempengaruhi kekuatan skuad Myanmar," kata Sutjipto.
Ia mengungkapkan, pada final nomor perlombaan perahu naga jarak 1.000 meter 12 dan 22 kru putra-putri tersebut skuadnya semula ditargetkan minimal dapat dua emas. "Terutama pada perahu naga putra," katanya. "Akhirnya target medali kita hari ini meleset."
Asnawir, salah seorang veteran perahu naga skuad Asian Games Ghuangzou 2010, tak mau banyak bicara saat diminta komentarnya. "(Sebab kekalahannya) Nggak tahu. Kita lihat besok di nomor 500 meter," ujarnya, sambil bergegas menuju tempat ganti pakaian.
Mohammad Suryadi, pelatih kepala kayak, kano, dan perahu naga menyatakan anak asuhnya sudah bertarung maksimal. "Skuad Myanmar memang lebih kuat," ujar Suryadi dengan elegan mengakui kekuatan skuad lawan. "Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh," ujarnya, sambil memperlihatkan kamera video hasil pertandingan final hari pertama.
Suryadi mengungkapkan, sejak awal sudah mewaspadai dan mencermati kekuatan Myanmar yang tersembunyi itu. "Mereka itu nggak pernah ikut kejuaraan tidak resmi. Tahu-tahunya menyodok saat di ajang perlombaan resmi seperti SEA Games XXVI ini," ujar dia. Ia menambahkan Myanmar merupakan juara bertahan SEA Games sebelumnya.
NANANG SUTISNA