nasgormafia.com, Tangerang- Klub Liga 2 Persita Tangerang mengecam keras segala bentuk kekerasan yang dilakukan oknum-oknum yang menewaskan suporter tim pendekar Cisadane itu, Banu Rusman 17 tahun.
" Ini melampaui batas kewajaran. Semua kejadian 11 Oktober lalu bertolak belakang dengan nilai-nilai keolahragaan yang ada yakni sportivitas, saling menghargai, pertemanan dan persaudaraan,"ujar Direktur Persita, Azwan Karim dalam keterangan tertulis Jum'at 13 Oktober 2017.
Selain menyampaikan duka yang mendalam, Manajemen klub yang berdiri tahun 1953 ini juga menyatakan telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan kejadian ini mendapat penanganan yang sesuai dengan penegakan hukum dan regulasi sepakbola.
"11 Oktober merupakan sejarah buruk bagi kami. Tidak dapat melanjutkan ke babak berikutnya dan yang lebih berat terjadinya insiden yang berujung hilangnya nyawa saudara kami" kata Azwan.
Baca: Liga 2: Suporter Persita Tewas, Kemenpora Minta Diusut Tuntas
Azwan mengatakan langkah administratif segera dilakukan Persita dengan mengirim surat laporan kronologis insiden kericuhan.
"Laporan sudah kami layangkan kepada PSSI untuk dapat ditindaklanjuti. Kami ingin adanya Enforcement yang tegas terhadap regulasi yg ada terhadap oknum-oknum yang menciderai sepakbola," kata Azwan lagi.
Secara internal, Azwan mengatakan, Persita akan mengusut tuntas siapa-siapa saja individu yang ikut terlibat di dalam insiden keributan. Karena berdasarkan pengamatan saat pertandingan dan rekaman video di medsos ada beberapa oknum suporter Persita melakukan aksi yang memicu timbulnya insiden kericuhan.
"Ini peringatan keras terhadap teman-teman suporter Persita, karena kami tidak ingin dukungan positif mereka kepada Persita malah berubah menjadi dukungan negatif oleh oknum suporter yang tidak bertanggung jawab," jelas Azwan.
Obyektivitas klub Persita adalah menjadi center of excellence bagi pemain sepakbola Tangerang untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal. Selain itu juga tingkat kehadiran penonton; terutama wanita dan anak dapat ditingkatkan.
" Itu semua dapat terlaksana apabila situasi kondusif dan semua stakeholders bekerjasama untuk menjadikan sepakbola Tangerang excellent," ujar Azwan.
Selain Banu, tahun ini Persita sudah kehilangan tiga suporter akibat kericuhan antar suporter di Liga 2. Pada 25 Maret, Ferdian Fikri (14 tahun) suporter Persita asal Buaran Indah, Kota Tangerang tewas akibat menjadi korban penusukan. Pada 7 Agustus lalu Muhammad Nurfaizi (14 tahun) juga meninggal dunia setelah tertabrak mobil karena menghindari kejaran oknum suporter klub lain di Jalan Tol Jakarta-Merak.
JONIANSYAH HARDJONO